:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5292560/original/072269900_1753258081-IMG-20250723-WA0044.jpg)
Liputan6.com, Jakarta – Dalam episode Sinetron Seharum Cinta Melati yang penuh emosi ini, nasib Aura, Melati, dan Wira saling terkait dalam situasi yang menegangkan dan menyayat hati. Rifat menemukan Aura dalam kondisi kritis di tepi sungai, sementara Melati menghadapi konflik batin di rumah sakit. Ketegangan memuncak ketika kabar buruk menghantam semua pihak.
Aura terbaring lemah di tepi sungai, wajahnya tampak pucat pasi. Dari kejauhan, Rifat yang tengah mencari dengan cemas akhirnya melihat sosok Aura. Dengan mata terbelalak, dia berteriak, Aura! Tanpa berpikir panjang, Rifat berlari mendekatinya, memeriksa denyut nadinya, dan segera menggendongnya menjauh dari sungai.
Saksikan terus Seharum Cinta Melati di SCTV.
Melati Termenung
… Selengkapnya
Di tempat lain, Melati duduk termenung di kamar rumah sakit. Matanya sembab, pikirannya masih terngiang dengan kata-kata tajam dari Niar yang terus menyayat hatinya. Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Masuk… ucap Melati pelan. Pintu terbuka, dan seorang pria masuk dengan wajah serius. Melati? panggilnya dengan ragu. Melati menatapnya bingung. Bapak siapa? tanya Melati. Pria itu menarik napas panjang sebelum menjawab.
Sementara itu, Wira masih mencari Aura. Ketika ponselnya berdering, ia langsung menjawab panggilan dari rumah sakit. Halo?! Suara suster di seberang membuat Wira terdiam, Pak… Melati tidak ada di ruangannya… Wira terkejut dan segera menuju rumah sakit.
Melati akhirnya ditemukan oleh suster di lorong. Saat itulah Wira tiba dengan wajah penuh kekhawatiran. Melati dan Wira terlibat dalam pertengkaran, dengan Melati menuduh Wira tidak peduli pada Sila karena sudah menantikan bayi laki-laki. Wira menangis mengingat semua itu.
Di rumah bidan, Rifat mondar-mandir dengan wajah panik. Di sampingnya, Dilla berusaha menenangkan. Ketika pintu kamar periksa terbuka, bidan keluar dan berkata, Pak Rifat… Mbak Aura mengalami keguguran. Di dalam kamar, Aura yang baru saja siuman terkejut mendengar percakapan itu. Apa?! Aku… aku keguguran?! teriak Aura dengan wajah pucat dan mata penuh air mata. Ia menggeleng histeris, Tidak! Ini tidak mungkin!