:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5277486/original/074708100_1752036157-GvTKMynXAAAAyzf.jpeg)
Liputan6.com, Jakarta Film Superman garapan James Gunn kini telah resmi tayang di bioskop, dan seperti tren film superhero pada umumnya, Superman menyertakan dua adegan tambahan di bagian post-credit alias pasca-kredit.
Namun, para penggemar diingatkan untuk tidak berharap akan mendapatkan kejutan besar ala waralaba Marvel Cinematic Universe (MCU).
Berbeda dari pendekatan MCU yang biasa menggunakan adegan post-credit sebagai jembatan menuju proyek film berikutnya, dua adegan post-credit di Superman lebih berfungsi sebagai pelengkap cerita daripada pemicu alur semesta DC Universe (DCU) selanjutnya.
Seperti kita tahu, hampir semua film-film Marvel terutama di waralaba MCU, menyajikan adegan pengujung kredit yang sukses membuat para penggemar penasaran dengan karakter-karakter baru untuk film-film selanjutnya.
Adegan-adegan seperti itu dimulai dari kemunculan Nick Fury di adegan post-credit Iron Man, hingga berlanjut ke film-film selanjutnya seperti palu Thor di pengujung Iron Man 2, atau bangkitnya Loki di pengujung film Thor untuk menjadi antagonis sentral dalam The Avengers.
Kembali pada Superman, adegan-adegan seperti itu tampaknya tak akan diterapkan oleh sang sutradara film sekaligus bos DCU, James Gunn, untuk film-film setelah Superman.
Dua Adegan Tambahan yang Ringan dan Komplementer
… Selengkapnya
Adegan pertama muncul di bagian pertengahan kredit (mid-credit), menampilkan Superman (diperankan David Corenswet) bersama anjing setianya, Krypto, sedang bersantai di luar Bumi.
Sementara itu, adegan kedua hadir setelah seluruh kredit berakhir, memperlihatkan Superman sedang berbincang santai dengan Mister Terrific, membahas sebuah insiden yang terjadi di film.
Kedua adegan ini bukanlah bagian penting dalam plot keseluruhan film, namun tetap menjadi tambahan menyenangkan bagi penonton yang menantikan sesuatu lebih setelah film berakhir.
James Gunn Tak Tertarik Gunakan Post-Credit sebagai Alat Pengait Semesta
… Selengkapnya
James Gunn sendiri telah lama menyatakan bahwa ia bukan penggemar konsep adegan post-credit yang digunakan untuk memperkenalkan alur cerita atau karakter baru seperti yang umum dilakukan Marvel Studios.
Dalam wawancara dengan Entertainment Weekly bulan lalu, Gunn secara terbuka mengkritik model tersebut, bahkan mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap adegan post-credit dalam filmnya sendiri, Guardians of the Galaxy Vol. 2 (2017).
Ia mengaku tak menyukai kenyataan bahwa adegan tersebut memperkenalkan karakter Adam Warlock (diperankan Will Poulter), yang akhirnya harus dimasukkan ke dalam Guardians of the Galaxy Vol. 3 karena tuntutan adegan sebelumnya. Menurut Gunn, hal seperti itu justru bisa “menjebak diri sendiri”.
“Aku sangat menyukai Will Poulter, tapi harus menemukan cara untuk memasukkan Warlock ke film berikutnya hanya karena satu adegan post-credit itu terasa berat,” ujar Gunn, mengutip dari superherohype.com.
Fokus pada Cerita, Bukan Teaser Masa Depan
Dengan prinsip tersebut, tidak mengherankan jika Superman versi James Gunn memilih jalur berbeda. Ia lebih memilih film berdiri sendiri yang kuat secara narasi, tanpa terlalu bergantung pada sambungan ke film lain.
Post-credit hanya menjadi hadiah tambahan bagi penonton, bukan alat pemasaran untuk proyek berikutnya.
Pendekatan ini mencerminkan visi Gunn dalam membangun DCU yang tidak sekadar mengikuti formula Marvel, melainkan membentuk identitas sendiri yang lebih fokus pada kedalaman cerita dan karakter ketimbang sekadar membangun jaring-jaring semesta yang kompleks.