:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5236109/original/057351000_1748488757-anggun1.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Jamuan santap malam kenegaraan dihelat pada Rabu (28/5/2025) kemarin malam untuk menyambut lawatan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia. Ada satu wajah yang tak asing untuk warga kedua negara, yang memberikan satu persembahan khusus yang makin menghangatkan suasana.
Ia adalah Anggun C Sasmi, sosok multitalenta asal Indonesia yang kini menetap di Prancis.
Dilansir dari kanal News Liputan6.com, dalam perhelatan yang juga dihadiri Presiden Prabowo dan Ibu Negara Prancis Brigitte Macron ini, Anggun hadir dalam penampilan puncak di penutup acara.
Anggun tampil bersama Purwacaraka Orchestra yang membawakan lagu-lagu ikonis. Beberapa di antaranya adalah “Je Ne Regrette Rien”, “Mimpi,” serta lagu daerah “O Ulate” dan “Poco-Poco” yang mengajak para tamu untuk turut bersuka cita.
Hadirkan Seni Budaya Inggris dan Indonesia
Selain Anggun, santap malam tersebut juga diiringi beragam pertunjukan seni budaya yang mencerminkan perpaduan keindahan Nusantara dan Prancis.
Kedatangan Presiden Macron dan istrinya disambut Tarian Gaba Gaba. Selanjutnya, penampilan pertama dibuka dengan Tari Piring, dilanjutkan dengan pertunjukan musik bertema Paris oleh duet Alfred dan Aimee Saras. Mereka membawakan lagu-lagu seperti “C’est Si Bon,” “Les Feuilles Mortes,” hingga “Wonderful World.”
Sorak tepuk tangan pun menggema saat Tari Kecak dari Bali dipentaskan dengan penuh semangat.
Menu Gala Dinner
Prabowo tampak didampingi putranya, Didit Hediprasetyo dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih. Didit duduk di sebelah kiri Brigitte. Sementara, Prabowo duduk diantara Presiden Macron dan Brigitte.
Sejumlah hidangan khas Indonesia disajikan. Mulai dari, Sari Laut Jimbaran, Soto Banjar, Daging Sapi Maranggi, hingga kopi dan coklat.
Prancis dan Indonesia yang Terhubung
Dilansir dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Emmanuel Macron menyebut bahwa kedua negara memiliki hubungan erat meski terpisah secara geografiis.
Presiden Macron berkata, “12.000 kilometer memisahkan kedua ibu kota metropolitan kita, meskipun demikian, kita tetap terhubung oleh angin sejarah dan napas takdir bersama kita. Buktinya, selama dua abad, para pelancong dan seniman, pengusaha dan peneliti tidak pernah berhenti mengagumi negara Anda.”
Dia mencontohkan fotografer asal Prancis, Henri Cartier-Bresson yang mengabadikan keanggunan tarian Bali melalui lensanya. Presiden Macron menyebut para perantara budaya meletakkan dasar-dasar hubungan Indonesia-Prancis.
“Sama halnya dengan arus pekerja dan pelajar, insinyur dan keluarga, dari Prancis dan seberang-lautan, yang telah tinggal di sini dan bekerja untuk mendekatkan kedua bangsa,” ujarnya.