:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1923684/original/063604800_1519273256-20120222-Brith-Award-AP1.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Lagu “Learn to Fly” mungkin menjadi salah satu karya Foo Fighters yang paling melekat di telinga para penggemar musik rock alternatif. Dirilis pada Oktober 1999 sebagai single utama dari album ketiga, There Is Nothing Left to Lose, lagu ini menandai tonggak penting dalam perjalanan karier band yang didirikan oleh mantan drummer Nirvana, Dave Grohl.
Tak hanya berhasil masuk tangga lagu Billboard Hot 100 di posisi 19 (salah satu pencapaian tertinggi Foo Fighters saat itu), “Learn to Fly” juga mencetak rekor di berbagai negara seperti Kanada, Inggris, Australia, dan Selandia Baru. Di Kanada, lagu ini bahkan bertahan selama 13 minggu di posisi puncak tangga lagu rock radio.
Namun, di balik ketenarannya, lagu ini menyimpan lapisan makna yang menarik. Dalam salah satu wawancara, Dave Grohl menyatakan bahwa makna lagu “Learn to Fly” sebenarnya bercerita tentang pencarian inspirasi dan tanda-tanda kehidupan yang bisa membangkitkan semangat alias lebih bernyawa.
“Ini tentang pencarian semacam inspirasi, pencarian tanda-tanda kehidupan yang akan membuatmu merasa hidup,” ujarnya.
Bukan Lagu Favorit dalam Album tapi Menyentuh Hati Pendengar
… Selengkapnya
Ironisnya, Dave Grohl juga mengakui bahwa secara pribadi, lagu ini bukanlah favoritnya dalam album There Is Nothing Left to Lose, meskipun lagu ini berperan penting dalam mendongkrak penjualan album.
Namun begitu, lirik-lirik seperti “Look to the sky to save me / Looking for a sign of life / Looking for something to help me burn out bright”, justru lebih banyak menyentuh para pendengar, termasuk Kelly Clarkson.
Saat menjadi bintang tamu di acara The Kelly Clarkson Show pada 2021, Dave Grohl menceritakan bahwa lagu ini berangkat dari keinginannya yang sederhana: belajar menjadi pilot.
“Saya ingin belajar terbang—dan saya berhasil! Itu saja,” katanya sembari tertawa, secara tak langsung mematahkan ekspektasi Clarkson yang mengira bahwa lagu ini sarat dengan makna filosofis yang bisa digali lebih dalam.
Video Musik Pemenang Grammy Awards
… Selengkapnya
Menunjang lagunya sekaligus penjualan album pada masa itu, video klip “Learn to Fly” tak kalah ikonik dengan beberapa video musik band lain kala itu.
Disutradarai oleh Jesse Peretz, video musik ini mengusung nuansa parodi ala dua film komedi klasik, Airplane! dan Airport 1975. Video berlatar dalam sebuah pesawat komersial, menyorot para anggota band Foo Fighters memainkan berbagai peran, mulai dari pilot, pramugari, hingga agen FBI.
Dalam cerita video tersebut, dua orang petugas kebersihan kabin yang diperankan oleh Jack Black dan Kyle Gass (Tenacious D) secara tidak sengaja membius seluruh penumpang dengan memasukkan bubuk tidur ke dalam mesin kopi.
Dave Grohl dan kawan-kawan yang lolos dari minuman tersebut akhirnya menjadi penyelamat penerbangan. Video ini kemudian memenangkan Grammy Award untuk kategori Best Short Form Music Video pada 2001.
Dampak Jangka Panjang
… Selengkapnya
Lebih dari satu dekade setelah perilisannya, lagu “Learn to Fly” kembali mencuri perhatian publik ketika sebuah video viral di YouTube memperlihatkan 1.000 musisi di Cesena, Italia, memainkan lagu ini secara serentak pada 2015.
Aksi kolosal itu merupakan bagian dari kampanye para penggemar agar Foo Fighters bersedia tampil di kota mereka. Usaha tersebut sukses, hingga Dave Grohl pun mengabulkan permintaan itu.
Tak hanya tampil di Cesena, Dave Grohl juga sempat membawakan lagu ini dalam acara The Muppets bersama Dr. Teeth and The Electric Mayhem. Bahkan, ia terlibat dalam “drum-off” seru melawan karakter Animal di penghujung acara itu.
Dengan segala pencapaiannya, “Learn to Fly” bukan sekadar lagu rock yang menggugah semangat, namun juga simbol dari harapan, pencarian jati diri, dan keinginan manusia untuk melampaui batas—meskipun pada akhirnya, inspirasi itu bisa datang dari hal sederhana seperti mimpi untuk menjadi pilot.