:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5280615/original/033540500_1752237545-Horizontal.jpg)
Liputan6.com, Jakarta Pekan ini, bioskop seluruh Indonesia kedatangan film baru Selepas Tahlil karya sineas Adriano Rudiman. Tayang mulai Kamis (10/7/2025), film ini dibintangi Aghniny Haque sebagai Saras. Ia punya adik laki-laki bernama Yudhis (Bastian Steel).
“Film Selepas Tahlil bukan horor biasa. Di sini, hantunya adalah ayahmu sendiri. Itu justru yang paling menakutkan,” ungkap Adriano Rudiman lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Jumat (11/7/2025).
Berikut adalah sinopsis film Selepas Tahlil. Cerita bermula dari kematian misterius Pak Hadi (Epy Kusnandar). Jenazahnya tidak bisa dikuburkan dengan tenang. Dari liang lahad, jenazah Pak Hadi bangkit.
Setelahnya, jenazah ini berjalan sendiri dari Surabaya ke Lamongan, Jawa Timur. Saras dan Yudhis harus menghadapi kenyataan pahit. Selama ini, mereka menyangka telah mengenal sang ayah dengan baik.
Rahasia Hadi
… Selengkapnya
Siapa sangka, Hadi menyimpan rahasia gelap. Hari kematian Hadi menjadi awal yang buruk bagi Saras dan Yudhis. Pasalnya, rahasia Hadi kini berbalik meneror Saras dan Yudhis lewat perjanjian ilmu hitam dari masa lalu.
Selepas Tahlil menggelar gala premiere di Jakarta, 6 Juli 2025, dan panen pujian penonton. Banyak yang mengapresiasi elemen horor dalam Selepas Tahlil tidak datang dari luar rumah, tapi dari orang yang paling kita percaya.
Tak Sekadar Bikin Penonton Merinding
Adriano Rudiman menjanjikan Selepas Tahlil tak hanya membuat penonton merinding. Film ini juga menggali luka-luka lama dalam hubungan anak dan orang tua yang tak pernah benar-benar sembuh.
Akting emosional Aghniny Haque dan Bastian Steel memperkuat kesan Selepas Tahlil bukan hanya kisah supranatural. Film ini refleksi warisan trauma keluarga yang sering disembunyikan demi nama baik atau rasa sayang.
Saras Dirasuki
Selepas Tahlil punya sejumlah golden scene yang layak diantisipasi penonton. Salah satunya adegan Saras dirasuki, mempertaruhkan diri sendiri demi memutus rantai kutukan yang diwariskan turun-temurun.
Film ini menandai babak baru horor Indonesia: visual kelam, sound design menghantui, plus naskah berani membuka luka-luka kolektif tentang komunikasi yang tak pernah selesai antar generasi.
… Selengkapnya